20 Mei 2009

Cinta yang Maha Mencintai

Cinta yang Maha Mencintai

Penulis : ilham muhammad


Suatu hari, seorang laki-laki bertanya kepada temannya. Ia bertanya tentang satu hal yan telah menjadikan setiap detik dalam hidup ini begitu berharga. Ya, laki-laki itu bertanya tentang hakikat cinta yang sebenarnya. Dan, temannya itu pun menjawab,

"Cinta itu bukan sebuah kata biasa, ia tidak dapat terdefinisikan oleh kata yang lain. Namun, yang aku tahu, cinta itu adalah sebuah dorongan memberi yang sangat kuat tanpa sedikit pun rasa pamrih. Cinta tak dapat dilukiskan dengan kata, tapi kamu bisa merasakan keberadaannya.

Cinta itu ibarat sungai yang bermuara dari sebuah mata air, lalu ia mengalir dari hulu ke muara. Ia mengairi sawah-sawah petani, alirannya menjadi tenaga penggerak generator untuk menghasilkan listrik. Hingga akhirnya ia turun dan mengembara di samudera yang luas. Begitulah cinta, memberikan manfaat. Namun jika ia berlebihan, layaknya air yang membanjiri seisi kota dan menenggelamkan manusia ke dalamnya. Ia bisa sangat berbahaya.

Cinta itu seperti udara, kamu tak bisa hidup tanpanya. Ia tidak terlihat, tapi kamu bisa merasakan kehadirannya. Begitu bermakna ia di dalam setiap detik dalam hidupmu.

Cinta itu seperti langit, luas dan indah, dengan bintang-bintang, bulan, matahari, dan semua benda yang menghiasinya. Ketika kau memperhatikannya, maka kedamaian dan ketenangan akan menghampirimu. Kau tak bisa menyentuhnya, tapi kau akan merasa hatimu tersentuh dengan melihatnya dan seketika sadar betapa kecilnya engkau.

Cinta itu seperti matahari, sinarnya menyinari bumi. Hangatnyalah yang membuat manusia bisa tumbuh berkembang, tumbuhan bisa berfotosintesis. Cahayanya yang terang menjadi pelita bagi kehidupan di bumi.

Namun, tidaklah sempurna cinta seseorang, jika cintanya itu bukan berasal dari Yang Maha Mencintai. Perasaan cinta yang lahir sebagai bentuk interpretasi dari cinta yang diberikan oleh Yang Maha Mencintai, itulah cinta yang hakiki. Sebuah bentuk cinta yang di dalamnya akan memunculkan kasih dan sayang, karena ia memang berasal dari Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Itulah cinta yang diberkahi. Itulah cinta para penghuni surga.

Akan tetapi, sangatlah hina perasaan cinta yang dimiliki seseorang jika cintanya itu hanya merupakan gumpalan hawa nafsu yang ia balut dengan kain ketulusan cinta. Sungguh merugi orang yang seperti itu. Cinta yang ia rasakan bukannya mendekatkan ia dengan Yang Mahadekat, namun malah mendekatkan ia dengan azab yang dekat. Dan itulah seburuk-buruk cinta. Cinta seorang penghuni neraka.

Tidak jarang seseorang mengatakan kepada orang yang ia cintai, bahwa ia tulus mencintainya. Namun apa artinya sebuah cinta yang tulus, jika semua itu hanya omong kosong belaka? Apa arti cinta yang tulus, jika itu tidak membawamu ke surga?

Sadarlah!!! Sesungguhnya saat ini sedang menanti suatu Dzat yang Maha Pencemburu dan Maha Menyayangi, yang dengan sabar menanti sebuah kata cinta yang engkau panjatkan di selepas kegiatanmu. Sesungguhnya saat ini Ia menunggumu. Menunggu ucapan syukur darimu atas kehidupan yang Ia beri untukmu. Sebenarnya Ia tak rela jika engkau mencintai selain dariNya. Karena memang, Dia-lah yang telah menciptakan bumi dan langit serta apa yang ada di antara keduanya dengan cinta.

Maka, cintailah Ia, kemudian Ia akan memasukkanmu ke dalam surganya di akhirat nanti. Dan memberikanmu suatu tempat yang mulia di sisiNya, serta kenikmatan yang matamu tak pernah melihatnya, telingamu tak pernah mendengarnya, dan tak akan pernah terbayangkan olehmu wujudnya.

Sekarang, akan ke manakah pilihan cinta itu akan jatuh? Apakah ke dalam cinta yang hakiki atau cinta yang membuat kita jatuh ke dalam api? Semua itu ditentukan oleh hatimu sendiri."

Dan, laki-laki itu pun mengangguk sebagai tanda memahami apa yang didengarkannya.